Sejarah Perkembangan Industri Crowdfunding di Dunia


Meta deskripsi: Equity crowdfunding jadi alternatif pembiayaan untuk UKM. Meski relatif baru, tetapi praktik urun dana ternyata telah berkembang lama lho!

Sumber : Duniafintech.com

Equity crowdfunding saat ini menjadi alternatif bagi pembiayaan UKM atau usaha kecil dan menengah. Dalam metode ini, siapa saja bisa menjadi investor, cukup dengan menyuntikkan dana sesuai kemampuan. Sebagai gantinya, investor memperoleh kepemilikan saham yang nilainya dapat meningkat seiring performa perusahaan. 

Saat ini, equity crowdfunding menjadi solusi pembiayaan modern dengan memanfaatkan akses internet. Namun, siapa yang menyangka kalau aktivitas seperti ini sebenarnya sudah berjalan sangat lama. Hanya saja, seiring dengan kemajuan zaman, konsep urun dana kian matang dan pelaksanaannya jadi lebih praktis & efisien. 

 

Praktik Crowdfunding di Masa Lalu

Sumber : Coldeja.com

Pelaksanaan aktivitas crowdfunding dapat ditelusuri jejaknya pada tahun 1700-an. Pria asal Irlandia bernama Jonathan Swift adalah sosok yang menjadi pendiri dari Irish Loan Fund. Lembaga ini memberi bantuan pendanaan usaha kepada pelaku UKM dengan cara memberi pinjaman berbunga rendah. 

Aspek crowdfunding dari Irish Loan Fund dapat dilihat dari proses pengumpulan dananya. Dana pinjaman yang diberikan kepada UKM bersumber dari donasi orang-orang kaya. Selanjutnya, dana tersebut dipinjamkan kepada orang-orang miskin yang profil finansialnya dapat dipercaya di Kota Dublin. 

Kemunculan Irish Loan Fund kemudian memunculkan keberadaan lembaga serupa bernama Loan Fun Board. Loan Fund Board berdiri pada tahun 1837. Lembaga ini berkembang pesat. Pada tahun 1843, Loan Fund Board memberikan 300 bantuan pinjaman kepada para pelaku UKM. 

 

Lahirnya Konsep Crowdfunding Modern

Sumber : Bootup.ai

Tahun 1997 menjadi momen keberhasilan kampanye urun dana modern pertama di dunia. Saat itu, sebuah band musik rock asal Inggris bernama Marillon melakukan kampanye urun dana online untuk keperluan tur musik ke Amerika Serikat. 

Praktik urun dana yang dilaksanakan oleh band Marillon berlangsung dengan memanfaatkan mailing list. Tak disangka, langkah ini mendapatkan respons positif dari para fans. Bahkan, terdapat salah satu orang yang berinisiatif berperan sebagai escrow

Melihat keberhasilan band Marillon mengumpulkan dana untuk keperluan tur musiknya, muncul platform urun dana bernama ArtishShare pada 2001. Platform ini secara khusus ditujukan bagi para musisi yang ingin mengumpulkan dana untuk keperluan pembuatan album atau tur musik. 

Keberadaan ArtistShare memberi kemudahan bagi para musisi dalam melaksanakan kampanye urun dana online. Hanya saja, penggunaan istilah crowdfunding baru muncul pada tahun 2006. Istilah ini digunakan oleh entrepreneur Michael Sullivan yang ingin mendirikan perusahaannya bernama Fundavlog. Sayangnya, upaya ini berakhir gagal. 

Pada tahun 2007, IndieGoGo menjadi platform crowdfunding yang kerap dimanfaatkan oleh para pendiri startup dalam proses pengumpulan modal awal. Kesuksesan IndieGoGo kemudian mendorong kemunculan platform serupa, yakni Kickstarter, pada tahun 2009. Kedua platform ini terkenal sebagai platform crowdfunding terpopuler dunia saat ini. 

 

Awal Mula Kemunculan Equity Crowdfunding

Sumber : Economienumerique.com

Keberadaan platform crowdfunding seperti Kickstarter dan IndieGoGo memang sangat membantu para pengusaha. Hanya saja, dalam tahapan ini tidak ada perlindungan hukum yang jelas. Pada bulan April 2012, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menandatangani Jumpstart Our Business Startups (JOBs) Act. 

Aturan ini merupakan landasan hukum pelaksanaan praktik equity crowdfunding, dan kerap disebut sebagai "the crowdfunding bill". Keberadaannya mampu memberi perlindungan hukum tidak hanya kepada investor, tetapi juga bagi entrepreneur. Peraturan perundang-undangan ini kemudian mendorong kemunculan berbagai platform equity crowdfunding di berbagai negara. 

Sejatinya, sebelum kemunculan JOBs Act sudah ada berbagai platform equity crowdfunding yang menjadi solusi pembiayaan untuk UKM di Amerika Serikat. EquityNet adalah salah satunya, telah berdiri sejak tahun 2005. EquityNet tidak menempatkan investasi minimum bagi para investor. Hanya saja, para investor biasanya menyuntikkan dana dengan jumlah uang lebih dari US$1.000. 

Di Inggris, terdapat platform serupa bernama Crowdcube. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2011 dan memberikan solusi pembiayaan untuk UKM yang praktis. Di sini, para investor dapat melakukan penanaman modal dengan dana minimal £10. Sebagai gantinya, pihak Crowdcube mendapatkan komisi untuk setiap kampanye crowdfunding yang berhasil.

Di Indonesia, equity crowdfunding relatif masih baru. Aturan hukumnya muncul pada tahun 2018 yakni, POJK Nomor 37/POJK.04/2018. Dengan adanya aturan ini, para investor di tanah air bisa memanfaatkan equity crowdfunding sebagai pilihan berinvestasi. Di waktu bersamaan, para pelaku UKM bisa mendapatkan alternatif pembiayaan yang praktis.


Share Sosmed